Cari disini

Rabu, 04 Maret 2015

Dr. Johannes Leimena


Dr.Johannes Leimena atau biasa disapa "Om Jo" merupakan tokoh politik yang paling sering menjabat menteri di kabinet Indonesia dan satu-satunya Menteri Indonesia yang menjabat sebagai Menteri selama 21 tahun berturut-turut tanpa terputus. 

J.Leimena dilahirkan di Ambon pada tanggal 6 Maret 1905 dan menjalani masa-masa kecilnya di kota Ambon.  Pada tahun 1914 Leimena kecil hijrah ke Jakarta yang waktu itu masih bernama Batavia. Di Batavia  ia meneruskan studinya di ELS (Europeesch Lagere School), namun hanya untuk beberapa bulan, kemudian ia pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool (kini PSKD Kwitang). Menyelesaikan sekolahnya di Paul Krugerschool, ia melanjutkan pendidikan ke MULO Kristen dan kemudian melanjutkan pendidikan kedokterannya di STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen), Surabaya - yang merupakan cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kini.

Keprihatinan Dr. J. Leimena atas  kurangnya  kepedulian  sosial  umat Kristen terhadap nasib bangsa merupakan hal utama yang mendorong niatnya untuk aktif pada "Gerakan Oikumene". Pada tahun 1926, Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di  Bandung. Konferensi ini adalah perwujudan pertama Organisasi Oikumene di kalangan pemuda Kristen. Dengan keaktifannya di Jong Ambon, ia ikut mempersiapkan Kongres Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan SUMPAH PEMUDA. Perhatian Leimena pada pergerakan nasional kebangsaan semakin berkembang sejak saat itu.

Setelah menempuh pendidikan kedokterannya di STOVIA Surabaya tahun 1930, Leimena  melanjutkan pendidikan di Geneeskunde Hogeschool (GHS - Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta yang diselesaikannya pada tahun 1939.

Pada tahun 1930, Leimena mulai bekerja sebagai dokter. Pertama kali diangkat sebagai dokter pemerintah di "CBZ Batavia" yang kini Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Di RSCM ia tidak lama bertugas dimana ia dipindahtugaskan ke Karesidenan Kedu pada saat Gunung Merapi  meletus. Pada tahun 1931 Leimena dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Immanuel Bandung yang dijalaninya sampai tahun 1941.

Selain sebagai seorang dokter, Leimena selalu mengikuti perkembangan CSV yang didirikannya saat ia duduk di tahun ke 4 di bangku kuliah. CSV merupakan cikal bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) tahun 1950.

Pada tahun 1945, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) terbentuk dan pada tahun 1950 ia terpilih sebagai ketua umum dan memegang jabatan ini hingga tahun 1957. Selain di Parkindo, Leimena juga berperan dalam pembentukan DGI (Dewan Gereja-gereja di Indonesia, kini PGI), juga pada tahun 1950. Di lembaga ini Leimena terpilih sebagai wakil ketua yang membidangi komisi gereja dan negara.

Ketika Orde Baru berkuasa, Leimena mengundurkan diri dari tugasnya sebagai menteri, namun ia masih dipercaya Presiden Soeharto sebagai anggota DPA (Dewan Pertimbangan Agung) hingga tahun 1973. Usai aktif di DPA, ia kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah ikut dibesarkannya seperti Parkindo, DGI, UKI, STT dan lain-lain. Ketika Parkindo berfusi dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia, kini PDI-P), Leimena diangkat menjadi anggota DEPERPU (Dewan Pertimbangan Pusat) PDI dan pernah pula menjabat Direktur Rumah Sakit DGI Cikini.

Leimena tercatat masuk dalam 18 kabinet yang berbeda, sejak Kabinet Sjahrir II pada tahun 1946 sampai Kabinet Dwikora II pada tahun 1966, baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri maupun Wakil Menteri Pertama. Selain itu Leimena juga menyandang pangkat militer yakni Laksamana Madya Tituler di TNI Angkatan Laut.



Jabatan yang pernah diemban seorang Dr.J.Leimena adalah :


  1. Menteri Muda Kesehatan pada Kabinet Sjahrir II ( 12 Maret 1946 - 2 Oktober 1946)
  2. Wakil  Menteri Kesehatan pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
  3. Menteri  Kesehatan pada Kabinet Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947 - 11 November 1947)
  4. Menteri  Kesehatan pada Kabinet Amir Sjarifuddin II (11 November 1947-2 Januari 1948)
  5. Menteri  Kesehatan pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
  6. Menteri Negara pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
  7. Menteri Kesehatan pada Kabinet Republik Indonesia Serikat/RIS (20 Des 1949 - 6 Sept 1950)
  8. Menteri Kesehatan pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 20 Maret 1951)
  9. Menteri Kesehatan pada Kabinet Sukiman-Suwirjo (27 April 1951 - 3 April 1952)
  10. Menteri Kesehatan pada Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 30 Juli 1953)
  11. Menteri Kesehatan pada Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956)
  12. Menteri Sosial pada Kabinet Djuanda (9 April 1957 - 10 Juli 1959)
  13. Menteri Distribusi pada Kabinet Kerja I (10 Juli 1959 - 18 Februari 1960)
  14. Wakil Menteri Utama merangkap Menteri Distribusi pada Kabinet Kerja II (18 Februari 1960 - 6 Maret 1962)
  15. Wakil Menteri Pertama I pada Kabinet Kerja III (6 Maret 1962 - 13 Desember 1963)
  16. Wakil Perdana Menteri II pada Kabinet Kerja IV (13 November 1963 - 27 Agustus 1964)
  17. Menteri Koordinator pada Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964 - 22 Februari 1966)
  18. Wakil Perdana Menteri II merangkap Menteri Koordinator, dan Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan pada Kabinet Dwikora II (24 Februari 1966 - 28 Maret 1966)
  19. Wakil Perdana Menteri untuk urusan Umum pada Kabinet Dwikora III (27 Maret 1966 - 25 Juli 1966)






Pada tanggal 29 Maret 1977, Dr.J. Leimena meninggal dunia di Jakarta dan sebagai penghargaan kepada jasa-jasanya, pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 pada tahun 2010 memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Dr. J.Leimena.







Pada tanggal 9 Juni 2012 Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan patung dan rumah pahlawan nasional Johanis Leimena di Ambon. Peresmian patung dan rumah pahlawan nasional itu semula dijadwalkan pada Jumat (8/6/2012) sebelum acara Pembukaan MTQ Nasional ke XXIV di Kota Ambon, namun karena kedatangan Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono terlambat akibat cuaca buruk, maka pelaksanaan peresmian pada Sabtu pagi (9/6/2012). Patung atau Monumen Pahlawan Nasional ini dibangun di pertigaan kawasan Poka, Kecamatan Teluk Dalam, sedangkan rumah di desa kelahirannya yakni Ema, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon.