Cari disini

Jumat, 06 Maret 2015

Enrique Maluku, Pengeliling Dunia Pertama

Sebuah Catatan : M. Arlis Lisaholet
Di sekolah kita belajar sejarah bahwa manusia pertama yang mengelilingi bumi adalah Ferdinand Magellan. Namun sejarah itu bisa saja keliru, sebab tidak banyak yang tahu, selama 450 tahun pencapaian putra bangsa Indonesia bernama Enrique Maluku sebagai manusia pertama yang mengililingi bumi, sengaja ditutup-tutupi. 
Sejarah sesungguhnya Enrique adalah orang pertama yang mengelilingi dunia, ini tercatat dalam tulisan Maximillianus Transylvanus, yang kemudian dibukukan oleh Avonturor kaya asal Italia dan tersimpan di perpustakaan Universitas Yale, Amerika Serikat hingga saat ini.
Ironisnya, Ketika terungkap Malasia dan Filiphina mengkalim Enrique sebagai orang mereka dengan menggantikan namanya melalui cerita fiktif. Namun demikian kita orang Indonesia, jangan berkecil hati. Sejarah akan selalu berpihak pada kebenaran. Belum lama ini dua penulis yang sudah terkenal di masyarakat Helmy Yahya dan Reinhard R Tawas, telah menulis sebuah buku berjudul “Enrique Maluku asal Indonesia-Pengeliling Bumi Pertama (bukan Magellan).
Buku berisikan informasi ilmiah tentang seorang putra Maluku yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali sebelum abat ke-15 m itu, disebut-sebut berdasarkan wakil tahta suci vatikan yang mewawancarai 17 orang yang selamat. Tentunya fakta yang tertuang dalam buku tersebut secara harafiah mengangkat derajat kita orang Maluku di mata dunia. 
Terang saja, sebelum buku dengan ketebalan 236 halaman dipasarkan secara luas di masyarakat, penerbit buku PT Ufuk Publishing House, dengan rendah hati meminta restu dari Gubernur Maluku Ir Said Assaggaf, sebagai sesepu dan orang nomor satu di bumi raja-raja ini. Tak hanya itu, Assaggaf diminta untuk memberi kata pengantar yang akan diabadikan pada buku bernafas sejarah itu.
“Ya, saya diminta untuk memberikan kata penghantar pada buku Enrique Maluku. Buku ini sangat menarik dan penting bagi sejarah kita orang Maluku,” tutur Assaggaf kepada wartawan di kediamannya, kemarin (31/7). Assaggaf menambahkan orang Maluku memiliki sejarah yang mendunia, hanya saja tidak sedikit yang hilang bak ditelan bumi. 
Olehnya itu, tambah Assaggaf, sejarah tokoh Maluku yang tertuang dalam buku Enrique Maluku pengeliling dunia pertama, akan disiarkan disetiap sekolah yang ada di daerah ini,” Kita sudah pesan buku itu dalam jumlah besar. Nanti setiap sekolah akan dibagikan agar siswa dapat membaca dan mengetahui sejarah Enrique,” paparnya.
Buku itu sendiri menceritakan kisah putra nusantara, saat Alfonso D Albuquerquq dan kaptennya yaitu Ferdinand Magellan, menaklukkan Malaka. Magellang mengambilnya, menamakan Enrique dan membawanya kembali ke Portugal. Dengan menguasai berbagai bahasa, naviasi dan seni berperang, Enrique membantu Magellan, meyakinkan raja spayol, Charles I, untuk membiayai armada Maluku.
 Enrique Maluku melakukan pelayaran luar biasa, sekaligus mementahkan rekor Magellan. Dimana Magellan terbunuh di Mactan, Filipina pada tanggal 27 April 1521, sebelum melengkapi “circumnavigation of the globe”. Karena perjalanannya terdahulu yang paling jauh kearah timur Nusantara hanya sampai di Brunei. Dengan begitu Magellan belum lengkap mengitari lingkaran bumi sebulat 360%. Brunei terletak di garis bujur timur (longitude) 114˚40', sementara Mactan berada di 123˚58'. Masih ada selisih 9˚18’. 9˚18’. 
Jika diukur persis di garis ekuator masih kurang 1035,28 km (40.075,2 km / 360 x 9,3). Sebastian de Elcano yang melanjutkan misi Magellan melengkapi “circumnavigation of the globe”nya pada 6 September 1522 bersama 17 orang awak kapal yang tersisa. Di antara 17 orang tersebut ada Antonio Pigafetta, seorang avonturir kaya asal Italia yang menulis buku tentang perjalanan paling bersejarah ini. 
Selain itu, sumber informasi tentang pelayaran manusia yang paling menakjubkan ini adalah laporan yang ditulis oleh Maximillianus Transylvanus yang mewawancarai sisa-sisa anak buah Magellan yang selamat kembali ke Spanyol. Laporannya dicetak tahun 1523 dengan judul “De Moluccis insulis”. Transylvanus adalah pembantu Kaisar Tahta Suci Roma Charles V (1519 – 56) yang dirangkap oleh Raja Spanyol Charles I (1516 – 56).
Di catatan keliling dunianya Pigafetta menulis bahwa Magellan dibantu oleh seorang asisten asal Sumatra yang dipanggil Enrique de Malacca atau Enrique El Negro atau Henry Hitam. Ada yang menyebutnya Enrique de Molucca, mungkin Transylvanus, karena dialah yang menyatakan bahwa Henry Hitam berasal dari Maluku. 
Pigafetta menulis Magellan berhasil meyakinkan Raja Carlos I Spanyol untuk membiayai perjalanannya karena datang ke hadapan raja dengan membawa serta Henry Hitam yang cerdas dan membuat raja terpesona. Dapat kita bayangkan seorang budak membuat seorang raja dan kaisar kagum. 
Ferdinand Magellan berangkat dari Sanlucar de Barrameda 20 September bersama 270 pelaut dari berbagai kebangsaan. Mereka terbagi ke dalam lima kapal yaitu kapal utama Trinidad yang membawa Magellan, Pigafetta dan Henry Hitam, San Antonio, ConcepciĆ³n, Victoria, dan Santiago.
Selama lebih dari 400 tahun tidak ada orang yang berpikir tentang kemungkinan bahwa Henry Hitam inilah yang pertama kali mengelilingi bumi. Tahun 1958 seorang novelis Malaya Harun Aminurrashid mengklaim bahwa Henry Hitamlah pengeliling dunia yang pertama dan dia adalah orang Malaysia. Ia menulis novel pelayaran 'Panglima Awang' gelar yang diberikannya untuk Henry Hitam.
Yang lebih meresahkan adalah klaim Carlos Quirino, pakar sejarah dan penulis Filipina pada tahun 1980 bahwa Henry Hitam ini orang Filipina, hanya dengan argumentasi bahwa dia bisa langsung berkomunikasi dengan penduduk asli ketika sampai di Cebu. Padahal catatan Pigafetta jelas-jelas mengatakan bahwa Henry Hitam hanya bisa berkomunikasi dengan bahasanya yakni Melayu dengan Raja Humabon, penguasa Cebu.
 Sebagai seorang raja beliau pasti mendapat akses untuk belajar bahasa Melayu baik secara langsung atau melalui guru. Ketika itu bahasa Melayu adalah bahasa internasional yang dipakai secara luas dari Madagascar di Afrika sampai Pulau Easter di Samudra Pasifik. Tentang kenyataan bahwa si Hitam berasal dari Sumatra, ia berasumsi bahwa bahwa Henry Hitam diculik oleh perompak dan dijual sebagai budak ke Sumatra dan dijual lagi ke Malaka. 
Tahun 2002 penulis Filipina Carla Pacis menulis novel tentang Henry Hitam dengan judul Enrique el Negro, berdasarkan argumentasi Quirino. Malah ketika itu direncanakan akan dibuat filemnya sekalian. Sekarang, setelah Batik, apalagi yang dapat menambah kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia? Henry Hitam adalah orang Indonesia! Kenapa dia dijuluki si Hitam?
Di Sumatra jarang ada orang berkulit hitam. Magellan pasti sudah menpersiapkan perjalanan keliling dunianya ke arah Barat, ke Maluku dan balik kembali ke Spanyol dengan matang. Ia perlu sorang yang paham betul tentang Nusantara dan terutama Maluku. Apalagi jika bukan orang Maluku. Ada dua versi bagaimana Magellan mendapatkan si Hitam. 
Versi pertama: Tahun 1511 ketika Portugis yang dipimpin Alphonse D’Albuquerque menaklukkan Malaka, dan Magellan adalah salah satu komandannya, mereka mendapatkan 3000 budak dari berbagai suku di Nusantara yang ditinggalkan oleh raja Malaka Sultan Mahmud. Kenapa dia memilih Henry Hitam yang ketika itu berusia sekitar 18. Bukan hanya karena dia cerdas, bisa berbagai bahasa, tapi juga karena berasal dari Maluku. 
Tempat yang dulu diidam-idamkan oleh orang Eropa yang menyebutnya “Spice Islands”. Versi kedua: Magellan mendapatkan Henry Hitam dari Francisco Serrao di Sumatra sebelum penyerangan ke Malaka. Serrao adalah “Resident Officer” Portugis di Maluku yang tugasnya mengumpulkan rempah-rempah untuk dibawa ke Goa di India. Kenapa pula Henry Hitam disebut orang Sumatra?
Satu argumentasi lagi yang mendukung teori ini adalah Pigafettta selama perjalanannya menulis sebuah kamus bahasa-bahasa yang dijumpainya selama perjalanan. Dari 460 kata yang ada di kamusnya hanya 160 kata yang bukan bahasa Melayu. Tidak heran. Pastilah dia dibantu Henry Hitam yang sekapal dengannya selama 18 bulan. Di antara kata-kata yang dikumpulkannya banyak yang berasal dari Maluku seperti diakui Pigafetta.
Henry Hitam tidak mengikuti rombongan de Elcano kembali ke Spanyol. Menurut catatan versi Spanyol ia tewas di Cebu, sesuatu yang rasanya tidak karena ia bersahabat dengan Raja Humabon. Yang paling mungkin adalah dia ditinggalkan di Cebu. Penulis Malaysia tadi berasumsi bahwa ia kembali ke Malaka dan melengkapi “circumnavigation of the globe” atau pulang ke Sumatra. 
Mungkin juga ia kembali ke Maluku karena lebih dekat. Apapun itu, apalagi jika ia berasal dari Maluku, ia sudah melengkapi perjalanan keliling dunianya karena Mactan berada di garis bujur timur 123°58', sedangkan Ambon berada di 128°12'.
Dulu orang-orang dari negara-negara Scandinavia membuat ribut bahwa orang Eropa pertama yang menemukan benua Amerika adalah orang mereka Leif Eriksson yang sudah mengunjungi Nova Scotia di Kanada beberapa tahun setelah tahun 1000. Bukan Columbus. Sekarang kita orang Maluku juga bisa melakukan hal yang sama.(*)