Sebuah Catatan : M.
Arlis Lisaholet
Di sekolah kita belajar sejarah bahwa manusia pertama yang
mengelilingi bumi adalah Ferdinand Magellan. Namun sejarah itu bisa saja
keliru, sebab tidak banyak yang tahu, selama 450 tahun pencapaian putra bangsa
Indonesia bernama Enrique Maluku sebagai manusia pertama yang mengililingi
bumi, sengaja ditutup-tutupi.
Sejarah sesungguhnya Enrique adalah orang pertama yang
mengelilingi dunia, ini tercatat dalam tulisan Maximillianus Transylvanus, yang
kemudian dibukukan oleh Avonturor kaya asal Italia dan tersimpan di
perpustakaan Universitas Yale, Amerika Serikat hingga saat ini.
Ironisnya, Ketika terungkap Malasia dan Filiphina mengkalim
Enrique sebagai orang mereka dengan menggantikan namanya melalui cerita fiktif.
Namun demikian kita orang Indonesia, jangan berkecil hati. Sejarah akan selalu
berpihak pada kebenaran. Belum lama ini dua penulis yang sudah terkenal di
masyarakat Helmy Yahya dan Reinhard R Tawas, telah menulis sebuah buku berjudul
“Enrique Maluku asal Indonesia-Pengeliling Bumi Pertama (bukan Magellan).
Buku berisikan informasi ilmiah tentang seorang putra Maluku
yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali sebelum abat ke-15 m itu,
disebut-sebut berdasarkan wakil tahta suci vatikan yang mewawancarai 17 orang
yang selamat. Tentunya fakta yang tertuang dalam buku tersebut secara harafiah
mengangkat derajat kita orang Maluku di mata dunia.
Terang saja, sebelum buku dengan ketebalan 236 halaman
dipasarkan secara luas di masyarakat, penerbit buku PT Ufuk Publishing House,
dengan rendah hati meminta restu dari Gubernur Maluku Ir Said Assaggaf, sebagai
sesepu dan orang nomor satu di bumi raja-raja ini. Tak hanya itu, Assaggaf
diminta untuk memberi kata pengantar yang akan diabadikan pada buku bernafas
sejarah itu.
“Ya, saya diminta untuk memberikan kata penghantar pada buku
Enrique Maluku. Buku ini sangat menarik dan penting bagi sejarah kita orang Maluku,”
tutur Assaggaf kepada wartawan di kediamannya, kemarin (31/7). Assaggaf
menambahkan orang Maluku memiliki sejarah yang mendunia, hanya saja tidak
sedikit yang hilang bak ditelan bumi.
Olehnya itu, tambah Assaggaf, sejarah tokoh Maluku yang
tertuang dalam buku Enrique Maluku pengeliling dunia pertama, akan disiarkan
disetiap sekolah yang ada di daerah ini,” Kita sudah pesan buku itu dalam
jumlah besar. Nanti setiap sekolah akan dibagikan agar siswa dapat membaca dan
mengetahui sejarah Enrique,” paparnya.
Buku itu sendiri menceritakan kisah putra nusantara, saat
Alfonso D Albuquerquq dan kaptennya yaitu Ferdinand Magellan, menaklukkan
Malaka. Magellang mengambilnya, menamakan Enrique dan membawanya kembali ke
Portugal. Dengan menguasai berbagai bahasa, naviasi dan seni berperang, Enrique
membantu Magellan, meyakinkan raja spayol, Charles I, untuk membiayai armada
Maluku.
Enrique Maluku
melakukan pelayaran luar biasa, sekaligus mementahkan rekor Magellan. Dimana
Magellan terbunuh di Mactan, Filipina pada tanggal 27 April 1521, sebelum
melengkapi “circumnavigation of the globe”. Karena perjalanannya terdahulu yang
paling jauh kearah timur Nusantara hanya sampai di Brunei. Dengan begitu
Magellan belum lengkap mengitari lingkaran bumi sebulat 360%. Brunei terletak
di garis bujur timur (longitude) 114˚40', sementara Mactan berada di 123˚58'.
Masih ada selisih 9˚18’. 9˚18’.
Jika diukur persis di garis ekuator masih kurang 1035,28 km
(40.075,2 km / 360 x 9,3). Sebastian de Elcano yang melanjutkan misi Magellan melengkapi
“circumnavigation of the globe”nya pada 6 September 1522 bersama 17 orang awak
kapal yang tersisa. Di antara 17 orang tersebut ada Antonio Pigafetta, seorang
avonturir kaya asal Italia yang menulis buku tentang perjalanan paling
bersejarah ini.
Selain itu, sumber informasi tentang pelayaran manusia yang
paling menakjubkan ini adalah laporan yang ditulis oleh Maximillianus
Transylvanus yang mewawancarai sisa-sisa anak buah Magellan yang selamat
kembali ke Spanyol. Laporannya dicetak tahun 1523 dengan judul “De Moluccis
insulis”. Transylvanus adalah pembantu Kaisar Tahta Suci Roma Charles V (1519 –
56) yang dirangkap oleh Raja Spanyol Charles I (1516 – 56).
Di catatan keliling dunianya Pigafetta menulis bahwa
Magellan dibantu oleh seorang asisten asal Sumatra yang dipanggil Enrique de
Malacca atau Enrique El Negro atau Henry Hitam. Ada yang menyebutnya Enrique de
Molucca, mungkin Transylvanus, karena dialah yang menyatakan bahwa Henry Hitam
berasal dari Maluku.
Pigafetta menulis Magellan berhasil meyakinkan Raja Carlos I
Spanyol untuk membiayai perjalanannya karena datang ke hadapan raja dengan
membawa serta Henry Hitam yang cerdas dan membuat raja terpesona. Dapat kita
bayangkan seorang budak membuat seorang raja dan kaisar kagum.
Ferdinand Magellan berangkat dari Sanlucar de Barrameda 20
September bersama 270 pelaut dari berbagai kebangsaan. Mereka terbagi ke dalam
lima kapal yaitu kapal utama Trinidad yang membawa Magellan, Pigafetta dan
Henry Hitam, San Antonio, ConcepciĆ³n, Victoria, dan Santiago.
Selama lebih dari 400 tahun tidak ada orang yang berpikir
tentang kemungkinan bahwa Henry Hitam inilah yang pertama kali mengelilingi
bumi. Tahun 1958 seorang novelis Malaya Harun Aminurrashid mengklaim bahwa
Henry Hitamlah pengeliling dunia yang pertama dan dia adalah orang Malaysia. Ia
menulis novel pelayaran 'Panglima Awang' gelar yang diberikannya untuk Henry
Hitam.
Yang lebih meresahkan adalah klaim Carlos Quirino, pakar
sejarah dan penulis Filipina pada tahun 1980 bahwa Henry Hitam ini orang Filipina,
hanya dengan argumentasi bahwa dia bisa langsung berkomunikasi dengan penduduk
asli ketika sampai di Cebu. Padahal catatan Pigafetta jelas-jelas mengatakan
bahwa Henry Hitam hanya bisa berkomunikasi dengan bahasanya yakni Melayu dengan
Raja Humabon, penguasa Cebu.
Sebagai seorang raja
beliau pasti mendapat akses untuk belajar bahasa Melayu baik secara langsung
atau melalui guru. Ketika itu bahasa Melayu adalah bahasa internasional yang
dipakai secara luas dari Madagascar di Afrika sampai Pulau Easter di Samudra
Pasifik. Tentang kenyataan bahwa si Hitam berasal dari Sumatra, ia berasumsi
bahwa bahwa Henry Hitam diculik oleh perompak dan dijual sebagai budak ke
Sumatra dan dijual lagi ke Malaka.
Tahun 2002 penulis Filipina Carla Pacis menulis novel tentang
Henry Hitam dengan judul Enrique el Negro, berdasarkan argumentasi Quirino.
Malah ketika itu direncanakan akan dibuat filemnya sekalian. Sekarang, setelah
Batik, apalagi yang dapat menambah kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia?
Henry Hitam adalah orang Indonesia! Kenapa dia dijuluki si Hitam?
Di Sumatra jarang ada orang berkulit hitam. Magellan pasti
sudah menpersiapkan perjalanan keliling dunianya ke arah Barat, ke Maluku dan
balik kembali ke Spanyol dengan matang. Ia perlu sorang yang paham betul
tentang Nusantara dan terutama Maluku. Apalagi jika bukan orang Maluku. Ada dua
versi bagaimana Magellan mendapatkan si Hitam.
Versi pertama: Tahun 1511 ketika Portugis yang dipimpin
Alphonse D’Albuquerque menaklukkan Malaka, dan Magellan adalah salah satu
komandannya, mereka mendapatkan 3000 budak dari berbagai suku di Nusantara yang
ditinggalkan oleh raja Malaka Sultan Mahmud. Kenapa dia memilih Henry Hitam
yang ketika itu berusia sekitar 18. Bukan hanya karena dia cerdas, bisa
berbagai bahasa, tapi juga karena berasal dari Maluku.
Tempat yang dulu diidam-idamkan oleh orang Eropa yang
menyebutnya “Spice Islands”. Versi kedua: Magellan mendapatkan Henry Hitam dari
Francisco Serrao di Sumatra sebelum penyerangan ke Malaka. Serrao adalah
“Resident Officer” Portugis di Maluku yang tugasnya mengumpulkan rempah-rempah
untuk dibawa ke Goa di India. Kenapa pula Henry Hitam disebut orang Sumatra?
Satu argumentasi lagi yang mendukung teori ini adalah
Pigafettta selama perjalanannya menulis sebuah kamus bahasa-bahasa yang
dijumpainya selama perjalanan. Dari 460 kata yang ada di kamusnya hanya 160
kata yang bukan bahasa Melayu. Tidak heran. Pastilah dia dibantu Henry Hitam
yang sekapal dengannya selama 18 bulan. Di antara kata-kata yang dikumpulkannya
banyak yang berasal dari Maluku seperti diakui Pigafetta.
Henry Hitam tidak mengikuti rombongan de Elcano kembali ke
Spanyol. Menurut catatan versi Spanyol ia tewas di Cebu, sesuatu yang rasanya
tidak karena ia bersahabat dengan Raja Humabon. Yang paling mungkin adalah dia
ditinggalkan di Cebu. Penulis Malaysia tadi berasumsi bahwa ia kembali ke
Malaka dan melengkapi “circumnavigation of the globe” atau pulang ke Sumatra.
Mungkin juga ia kembali ke Maluku karena lebih dekat. Apapun
itu, apalagi jika ia berasal dari Maluku, ia sudah melengkapi perjalanan
keliling dunianya karena Mactan berada di garis bujur timur 123°58', sedangkan
Ambon berada di 128°12'.